Antara Logika dan Rasa

1 comment
Logika membenci rasa
Ketika malam tiba
Terbalut kabut prasangka
Rasa membutuhkan logika
—Tinta Putih
21/12/2019

***
Aku benci dengan rasa. Di mana ia tidak pernah mengerti logika. Selalu bermain seorang diri, lalu terjatuh. Menolak bantuan logika, lalu menderita.

Malam yang mengundang kelam. Perputaran perasaan. Terkadang hanya sakit yang ia coba tuk pahami.
Menyelimutkan diri dengan prasangka-prasangka buruk yang sebenarnya belum tentu terjadi. Hanya prasangka, sekali lagi prasangka.

Rasa bagaikan balita yang rapuh. Mudah bahagia namun tidak selamanya. Isak tangis pun akan menghampiri. Detik itu pula rasa butuh logika.
***
Next PostPosting Lebih Baru Previous PostPosting Lama Beranda

1 komentar: