Sekeras Apapun Dunia, Musuh Kita Tetap Diri Sendiri

Leave a Comment
Pada akhirnya aku masih kalah dengan diriku sendiri. Semua niat yang berapi-api itu belum juga bersanding dengan kokoh. 


Aku yang kembali mengeluh, bukannya mencoba bertahan. Aku malah menangis, seharusnya aku bisa tetap menyemangati diri sendiri.


Kemudian menyalahkan keadaan. Bersikeras mengatakan bahwa “kerja keras atas perintah” itu lah yang sulit membuatku konsisten dengan mimpiku. 


Apa yang ku pikirkan, istirahat dulu? Waktu tak pernah memaksa untuk terus berusaha. Tapi, kegagalan tak pernah menerima satu pun alasan. 


Pikiranku akan masa depan, masa depan yang buram. Layaknya terdampar di hutan belantara, tapi punya misi untuk pergi ke kota. Pada akhirnya aku terdampar seorang diri. Sekeras apapun aku berteriak. 


Apa jadinya jika aku berhenti tiba-tiba? Apakah aku akan kelaparan? Atau aku akan menjadi mangsa hewan liar? 


Jadi, apakah berhenti senjenak bukanlah solusi terbaik?  


      — Tinta Putih

Next PostPosting Lebih Baru Previous PostPosting Lama Beranda

0 komentar:

Posting Komentar