Ekspetasi Tanpa Kompensasi

Leave a Comment

Sebuah hubungan terjalin sepaket dengan ekspetasi. Walaupun diriku sendiri tau betul bahwa ekspetasi kepada manusia hanya akan membawa rasa sakit dan kecewa. 


Tapi, pada akhirnya kita memang makhluk yang dirancang untuk berekspetasi. Mengontol ekspetasi atau membatasi harapan bisa menjadi salah satu cara untuk menyelamatkan perasaan. 


Hari ini aku gagal lagi. Gagal untuk mengontrol ekspetasi. Akhirnya kecewa lagi, dan lagi untuk sesuatu yang aku yakin ini tidak lebih buruk dari apa yang ku persiapkan. 


Berbicara tentang hubungan, sejauh apa salah satu dari yang lain bisa menaruh harapan, menanmkan ekspetasi. Saat ini aku tidak tau.


Masih dengan ekspetasi yang sama. Aku menaruh ekspetasi untuk lapisan ke sekian setelah setelah lapis sebelumnya hancur. Hancur tanpa adanya kompensasi. 


Hancur kemudian aku kembali kehilangan. 


Salah satu dari yang lainnya berkata bahwa aku seharusnya bisa mengerti dan memaklumi. Lalu, bagaimana dengan rasa sakit ini?


Haruskah rasa kecewa ini terus ku telan sendirian? Haruskah selalu ku terima ego 

mu? Membayar egomu dengan rasa sakit ini?


Kalau ingin bebas, lebih baik sama sekali jangan terikat. 


Kalau memang terus seperti ini, mungkin ekspetasi ini memang bukan untukmu.


Bayangan dirimu menjadi seseorang yang lebih baik, harus ku buang saat ini juga. 


      — Tinta Putih

Next PostPosting Lebih Baru Previous PostPosting Lama Beranda

0 komentar:

Posting Komentar